.
2 min readJun 3, 2023

Aku ini apa?

Mau tahu hidup seperti apa yang sulit? Hidp sebagai manusia yang selalu memikirkan perasaan orang lain. Saat mereka mendapatkan kata-kata buruk dan kata-kata itu pada akhirnya melekat pada diri mereka. Apa kalian tahu betapa susahnya hidup dalam bayangan kata kejam? Betapa susahnya hidup dengan rasa minder yang memenuhi hat? Susahnya hidup terpuruk? Takut dengan apa yang dikatakan orang lain.

Namun tahukah apa yang lebih sulit lagi? Hidup menjadi bayangan orang lain.. dimana sang jiwa perlahan pergi meninggalkan raga asli dipaksa menjadi orang yang bahkan telah tiada. Dipaksa menjadi orang lain sampai kehilangan jati diri. Menjadi seorang yang tidak memiliki hak atas kehidupannya sendiri.

‘Anak perempuan kok gendut sih? Mau jadi apa kamu?’

‘Bodoh! Kenapa sih ngga ada satu hak lun yang bagus dari kamu?! Kalo kamu ngga cantik setidanya kamu harus pintar!!!’

‘Kamu dulu ngga seperti ini!? Apa-apaan anak perempuan kok rambutnya pendek?! Mama ngga mau tahu kamu nggak holeh potong rambut di atas ketiak!!”

Gini kan cantikk anak mama emang cantik.. Ini bajunya sayang ayo ikut mama kita belanja ya sayang!’

‘Mbak!! Ngapin sih kamu main kotor-kotoran. Aduh anak cantik mama ngga boleh!! Main di rumah aja ya?’

‘JANGAN BICARA OMONG KOSONG!! Yang tiada itu adik kamu!! Kamu mau ngebodohi mama ya?!!’

Isi kepalanya berisik, membuatnya nyaris membenturkan kepalanya sendiri ke dinding keras. Anak laki-laki itu menangis menjambak rambut panjangnya. Rambut yang teramat dicintainya. Terus begitu sampai rontokan rambut mulai bertaburan di atas seprai.

“A-aku ini apa? Ma.. hyoma laki-laki..bukan perempuan. Hyoma dibilang aneh dan menjijikkan sama yang lain Mama kapan sadar kalau mbak udah ngga ada. Disini cuma ada hyoma. Hyoma sakit nggak oernah dianggap ada sama mama. Dianggao udah meninggal sama mama, padahal saku selalu disini nemenin mama. Aku bingung ma..Sebenarnya aku ini siapa di mata mama?” Tanyanya mengudara bersama isakan.

Tuhan dalam hati insam yang tengah putus asa itu bertanya, apakah jika ia yang benar-benar tiada ibundanya benar-benar bahagia dengan anak perempuannya yang asli?

No responses yet