.
2 min readMay 16, 2023

Destiny

Eita termenung menunggu bel istirahat,”gue harus confess “ Tekadnya kuat apapun hasilnya ia akan terima meskipun sambil bercucuran air mata. Ketika nyaring bel berbunyi menusuk indra pendengarannya lelaki itu segera keluar kelas menuju kantin.

Langkah kakinya lebar selebar tekad yang ia siapkan. Mulutnya merapal untaian kata penuh harapan. Harapannya ia tidak ditolak dengan menyakitkan.

“…. Eita suka sama lo?

Otoya eita berhenti, namanya disebut oleh shidou. Permasalahannya tabito yang menjadi lawan bicara bocah itu.

Hah? Lo jangan ngaco deh do eita ga mungkin suka sama gue kita sahabatan

Eita akhirnya duduk di kursi yang tidak jauh agar bisa menguping

Kan gue cuma tanya gimana kalo dia suka sama lo” Ujar shidou

Ya” Tampak lelaki bersurau hitam itu menggaruk tengkuknya,”gue ga bisa bayangin sih.. kita sahabatan dari SMP gue udah kenal dia luar dalem gimana ya?”

Eita semakin menajamkan pendengarannya,”plis katakan hal yang baik”

Gue bakal jijik

Hati lelaki dengan surai dwi warna itu hancur seketika. Tangannya mengepal menahan sesak dan keinginan untuk menghentikan pembicaraan dua temannya.

Kenapa?”

Ya lo bayangin aja anjir eita. Eita yang itu suka sama gue? Gue sih ga expect dia pihak bawah kayak aneh aja anjir. Dia nggak ada aura pihak bawahnya jadi gue berasa disukai sama top juga dan itu aneh banget mangkanya gue jijik.”

Terus do eita ga ada manis-manisnya anjir ga mungkin dia pihak bawah. Ekspresinya juga datar aja ngebosenin bro untung gue sama dia udah sahabatan lumayan lama jadi oke ajaaa”

Cukup sekarang ia tahu, lelaki bersurai hitam itu hanya bisa melihatnya sebagai sahabat tidak lebih. Ia merasa bersyukur bekum menyatakan perasaannya. Bayangkan kata pedas apa yang akan keluar. Segini saja hatinya sudah perih. Dengan lunglai ia berjalan kembali ke kelas. Tekad yang ia susun hancur seketika tidak mampu membayangkan harus mendegar itu dilontarkan langsung kepadanya.

Ia harusnya sadar diri. Lelaki sepertinya tidak akan pernah masuk kriteria Karasu Tabito. Ia hanya lelaki datar yang tidak memiliki banyak teman karena membosankan. Memiliki Tabito sebagai sahabatnya seharusnya ia syukuri jangan disertai harapan untuk berhubungan lebih lanjut.

Karena pada dasarnya Otoya Eita dan Karasu Tabito ditakdirkan untuk bersahabat selamanya hingga akhir

No responses yet