Seharusnya
Eita keluar menyambut bito benar-benar hanya dengan kaos oblong dan celana pendek. Penampilannya berantakan namun seluruh tubuhnya mengeluarkan aroma semerbak yang lembut. “Halo ta”
“Hm, masuk” Ia menyingkir dari ujung pintu membiarkan sahabatnya masuk.
Si surai hitam menutup pintu,”Nih minumannya,gue bawain mie ayam juga bonus pangsit. Lo suka pangsit kan ta?”
“Gue suka lo”
“Ya gue suka pangsit thanks yaa”
“Langsung makan aja yok bareng”Ajak tabito, ia berjalan duluan mengambil sendok dan garpu. Eita duduk di lantai sambil meminum minumannya
“Enak minumannya?”
“Enak makasih”
Tabito terkekeh,”Ntar gue beliin lagi deh, seneng ngeliat lo suka sama sesuatu. Lucu”
Eita tersedak,”Anjg lo keselek kan gue!”
“Lah salah gue apaan?!”
“Banyak pokoknya kesel gue”
“Ya udah gue minta maaf”
“Hm”
Luca lucu luca lucu Tai
“Makan yok ta”
“Iya”
Mereka mulai makan, eita sesekali melirik tabito yang sedang mengunyah. “Gimana lo sama gebetan lo itu?”
“Baik, ntar mau gue tembak”
“Good luck deh”
“Thanks ntar lo jadi orang pertama yang gue kasih tau kalo gue udah jadian”
Eita tersenyum kecut, siapa juga yang mau tau itu?
“Ditraktir ngga nih??”
“Traktir pasti!Gue traktir lo apa ajaaaa. Ta lo tau nggak sih dia beneran semanis itu, lucu bangettt-
Tabito bercerita dengan antusias membuat eita mengaduk-aduk mienya dengan perasaan tidak enak
“Sakit, tapi ngeliat senyum bito selebar itu seharusnya gue seneng ngga sih?”