.
2 min readApr 17, 2023

End

Keheningan menerpa mereka berdua, si surai biru sibuk melipat pakaiannya dan si surai hitam hanya diam duduk di sudut ranjang

“….”

“Sa, sorry

Isagi menghentikan kegiatannya melipat pakaian,”Buat?”

“Semuanya, maaf kalo selama ini aku nyakitin kamu. Awalnya aku berpikir aku nggak bakalan jatuh sama kamu dan yang kulakuin mulai dari sinis sama kamu, bawa meguru ke rumah semuanya biar kamu benci sama aku. Terus kita pisah..”

Isagi sepenuhnya meninggalkan pekerjaannya, menatap si surai hitam yang tampak menahan tangis.

Ia jadi teringat cerita Kakak Iparnya yang mengatakan kalau Rin kecil itu cengeng dan perasa. Lucu dapat melihatnya secara langsung.

“Nyatanya nggak.. semakin lama kita tinggal satu atap. Aku semakin aneh perasaan aku sama meguru goyah.. dan anehnya lagi aku jadi nyalahin kamu dan semakin benci sama kamu.” Rin menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya.

“Akhirnya aku mulai lebih jujur, aku nggak rela waktu kamu bilang kamu ada rencana pisah dari aku. Aku sadar kalo aku udah jatuh sama kamu”

Isagi dengan lancang memeluk si Surai hitam. Tangannya tergerak mengusap lembut punggung rin,”sst iya aku maafin kok. Masa nangis sih”

Isagi beralih mengusap air mata rin,”udah ya rin, jangan nangis lagi”

“Malu”

“Ngapain malu sama aku, aku kan suami kamu..?”

“Iya juga”

“Mau tau nggak rin? Aku udah suka sama kamu dari kita SMA.”

“Keren, lama banget”

“Ya kan??”

“Chi.. Kita mulai dari awal?”

“Iya dari awal”

“Aku sayang kamu” Ucap Rin sembari mengusap lembut surai Isagi.

“Aku juga sayang kamu”

Can i?”Rin mengusap kening Isagi berulang kali, mengirim kode yang dipahami oleh si surai biru

“Cium?”

“Iya”

of course

Rin mendaratkan kecupan rin di kening Isagi menyalurkan perasaannya,”Thanks

End

No responses yet