.
2 min readJun 24, 2023

Koridor sepi

“Makasih yaa ki tumpangannyaa” Ucap eita,”lo jadi ga bisa anter aryu☹ seharuanya ga usah anter gue☹”

Yuki menggeleng,”Ngga kok Aryu juga ga masalah.. dia lagi libur juga dispen ada lomba mangkanya ga bisa bareng.”

“Ohh.. jadi lo ngajak gue karena aryu ga ada? Gini amat jadi second choice.” Gurau Eita

“Iyalah kan dia pacar gue. Lo mah siapa.”Yuki menjulurkan lidah mengejek membuat eita tertawa kecil

“Iya deh si paling bukan siapa-siapa.” Balasnya, lalu mengambil langlah duluan untuk ke kelas meninggalkan yuki yang masih harus menitipkan helm mereka.

“Ta! WOI Udah bisa ninggalin gue ya sekarang!!.” Yuki menggeleng namun senyum kecil terulir di bibirnya,”Gue seneng liat lo gini ta.. Gue berhasil ga sih ngajarin lo cara sosialisasi?”

Eita yang tengah berjalan mendadak menghentikan langkahnya saat aa sepasang tangan yang menutup matanya,”Siapa? Bito yaa?”

Tawa familiar terdengar di telinganya, perlahan ia kembali dapat melihat cahaya. “Kok tau sih taa?”

Eita memanyunkan bibirnya,”iya lah kan yang usil sama gue cuma bito.” Ucapnya kesal.

Lagi lagi lelaki berambut aneh itu tertawa,”Oh ya, selamat pagi eita..”

Eita tersenyum,”Pagi juga bitoo.” Balasnya, lelaki bersurai dwi warna itu kembali merasakan jantungnya berdetak kencang saat merasakan tatapan lelaki di depannya. “Bito apaan sih kok liatnya gitu bangett!?”

“Lo manis soalnyaa sweater yuki ya?” Tanyanya sambil memegamg ujung sweater yang eita gunakan

“Iyaa, lucu yaa warnanyaa?”

“Lucu karena dipakek sama lo.. lo bagus dibalut coklat susu. Eh warna apapun coock dan bagus sama lo.”

Eita tersipu,”M-makasih ya..”

“Tapi bagusan lo pakek sweater gue. Lebih lucu. Ta..” Tabito menghela nafas,”Pesan gue tadi udah lo baca kan?”

Eita mengangguk kaku

“Ayo pacaran.. gue suka sama lo.” Ajaknya lalu mencium punggung tangan eita yang kini ada di genggamannya.

“Eita will you be mine?”

Eita mengerjap,”Bito serius?” Tanyanya memastikan

“Serius.”

“Hidup eita bermasalah.. bito yakin?” Tanyanya lagi

“Iya yakin gue mau lo ta.” Tangannya mengelus punggung tangan ekta yang masih ada di genggamannya.

Eita membuang nafas kasar,”Eita juga suka bito.. jangan tinggalin eita ya? Kalo eita ada kurang kasih tau eita biar eita perbaiki. Bito bisa kan?” Ucapnya sambil memandamg lurus tabito.

“Bisa. Aku janji. So pacaran?”

Eita mengangguk malu lalu ia meraskan tubuhnya didekap hangat. Koridor sepi sekolah menjadi tempat dimulainya hubungan dengan status baru mereka-

Sebagai pacar bukan teman.

Yukimiya yang melihat merasakan perasaan aneh.. firasatnya buruk. Namun yang bisa ia lalukan hanyalah berdoa untuk kebaikan keduanya.

No responses yet