Last Anniversary
Terdengar suara lantunan kecil lagu yang keluar dari pria yang kini sedang membuat adonan kue dengan penuh semangat dan perasaan gembira. Lengan kecil bergerak lincah beriringan dengan langkah kecil yang dilakukan dari ujung dapur ke ujung lainnya.
Kini suara gemuruh mixer terdengar lelaki itu semakin melebarkan senyumnya,”Bentar lagi selesai..” Ucapnya gembira. Matanya kini melirik jam dinding yang terpasang
Pukul 11.00 malam, satu jam lagi menuju tengah malam tepat dimana ia akan merayakan hari jadinya dengan pacarnya.
“Bito suka ngga yaa??” Jari telunjuknya kini tercelup sedikit ke adonan menyicipi apakah rasanya sudah enak atau belum. “Enak.” Matanya berbinar senang merasakan harapan, ia dapat membayangkan pujian seperti apa yang akan diucapkan kekasihnya nanti. Ia juga menantikan kecupan hangat di kening serta pelukan penuh cinta. Ia berharap hubungan mereka akan terus berlanjut selamanya sampai akhir hayat.
Eita memasukkan adonan ke dalam oven. Bunyi seperti detak jarum jam terdengar menandakan oven tersebut sudah berfungsi.
Pandangan berubah sendu,”Bito.. aku kangen.. Kamu gimana kabarnya? Bahagia nggak? Aku bahagia apalagi kalau ada kamu.” Ucapnya sambil menahan tangis. Lelaki dengan surai dwi warna itu meletakkan lilin yang biasa mereka pakai untuk makan malam romantis. Menata makanan yang telah ia masak mulai dari ayam panggang dan sup semuanya ia tata rapi.
Akhirnya eita duduk di kursi tepat berhadapan dengan bingkai foto kecil yang tadi juga diletakkan,”Kangen..” Ia menggeleng kecil menyeka air matanya. “Kita tunggu kuenya mateng ya bito.” Ujarnya dengan nada ceria meskipun suaranya bergetar.
Hening menerpa atmosfer dapur yang bersatu dengan ruang makan. Denting jarum jam dan suara oven yang beroperasi mengisi keheningan itu.
Ting
Satu jam berlalu begitu saja dalam sepi dan sunyi, eita memakai sarung tangan dan mengambil kuenya. ”Aku hias dulu yaa bito” Eita menunggu sejenak hingga tidak lagi terlalu panas dan mulai mengoleskan krim.
“Padahal biasanya kamu suka gangguin aku.. nyolek nyolekkin whip cream.” Ujarnya sambil terkekeh,”Terus aku marah-marah..tapi pas ngga ada kamu lebih nggak enak. Sepi.. ahh lagi-lagi aku kangen kamu.”
Eita membawa kue buatannya ke meja makan memotongnya dan meletakkan masing-masing sepotong ke piring yang tersedia,”Kue kesukaan kamu..”
Eita memakannya, sampai pada suapan ketiga tangisnya pecah. “hiks, Aku beneran kangen kamu bito. Aku mau kamu peluk aku sekarang, aku mau kamu cium aku kayak dulu. Aku mau denger kamu muji masakkan aku, aku mau kamu gangguin aku masak, aku mau denger suara kamu, aku mau kamu, aku mau liat kamu langsung. Aku bener-bener kangen kamu.” Air matanya berlinang deras membasahi pipi hingga turun ke kue yang selalu menjadi saksi hari jadi mereka. Lengannya memeluk dirinya sendiri.
“Maaf aku bohong… aku nggak bahagia setiap saat aku mikirin kamu. Aku nyalahin diri aku sendiri yang-
-Isakan semakin kuat membuat eita mulai merasakan sesak, matanya terpejam, tenggorokannya nyeri karena tercekat saat ia ingin berbicara. “M-maaf..”
Kekasihnya tabito karasu meninggal tepat di hari jadi mereka sebelumnya. Bito yang saat itu diperjalan pulang tertabrak saat ingin membeli lilin titipan eita.
“S-sesak bito.. aku bingung hari ini aku harus ngerayain hari jadi kita atau nangisin kepergian kamu..” Ujarnya dengan suara serak sebelum hilang tertelan nyeri pada tenggorokannya..
Untuk Karasu Tabito
Happy Anniversary yang ke 6 untuk kita! Aku bahagia sama kamu makasih untuk waktu yang kita habiskan bersama. Bito kamu tau nggak? Aku kadang masih berharap kamu kembali padahal jelas-jellas ngga bisa. Setiap pagi aku ngerasa aneh, aku mgerasa aku bisa gila karena ngeliat kasur di sebelahku kosong. Biasanya kan ada kamu.. aku masih biat sarapan buat dua orang.. terkadang aku tidur di sofa buat nunggu kamu pulang.. siapa tahu kamu lembur kan? Bercanda.. Kamu yang bahagia ya? Aku disini bakal berusaha ikhlasin kamu.. Nggak lama aku juga bakal nyusul kamu.
I love you bito
Salam
Otoya Eita.