Ngga masalah kalau lo omega
Tabito menahan tubuh sahabatnya yang tumbang saat ia membuka pintu rumahnya,”Ta, lo kenapa anjir babak belur?!” Ia memapah tubuh eita yang lemah ke kasur miliknya membaringkan sang sahabat dengan perlahan.
“Berantem sama siapa lagi lo?” Tanyanya
Eita menggeleng,”Ngga berantem tuh.”
Tabito menekan luka di pelipis eita kencang membuat si surai hijau itu memekik karena sakit,”Sakit tolol lo ah!”
“Yaudah jawab. Berantem sama si a pa la gi ei ta?” Ucapnya penuh penekanan.
Eita meneguk salivanya kasar. “Apa sih serem banget aura lo.”
“Jawab eita. Jangan ngalihin pembicaraan.”
Eita pasrah susah sekali mengakihkan fokus seorang tabito yang pintar ini heran juga kenapa dia malah ke tempat pria ini walau tai akan diocehi.”Gue ngga berantem- Eits dengerin dulu gue jujur kok. Gue dikeroyok anjir sama geng pacar mantan gue.”
Tabito mengangguk mengerti,”Yaudah diem disini gue ambil obat dulu.”
Eita melotot horor.”Ih ngga mauu!!! Obat luka cina punya lo perih bitooooo!!!”
Tabito berdecak kesal,”Diem dan nurut. Gue ambil obat dulu eita.”
Eita bergeming di atas kasur. Hanya bisa menunggu heran kenapa dirinya yang liar ini mau mau saja menuruti lelaki itu.”Huh dasar pengatur”Gerutunya
Tabito kembali dengan plester luka dan betadine cina,”sakit dikit ya ta? Lo kan jagoan.”
“Tapi perih..”
Tabito tersenyum menenangkan,”Ngga papa. Pegang gue pelan-pelan.”
“Eits bentar bito.”
“Apalagi eitaa..”
“Ih bentar hasil second gender lo gimana?”
“Ohh itu.. Gue alpha.” Bito diam diam menuangkan betadine ke cuttonbud lalu mulai menangkup pipi eita yang masih diam memikirkan sesuatu.
“Oh… feromon lo bau apa?”
“Hm? Cium sendiri nanti.”Bito mulai mengusap cutton bud ke pelipis eita.
“Sst perih..”
“Tahan ei.”
“Bito lo alpha gue pasti alpha juga kan?” Tanya eita
“Iya. Minimal alpha ngga nangis sih pas diobatin.”
“Ih gue ngga pernah nangis!”
Tabito terkekeh. “Tapi mata lo berair tuh.”
Eita mengusap matanya kasar.”Ih engga!”
“Iya engga. Hahaha. Nih udah. Lo rebahan aja sana. Gue mau nugas.”
“Hm, Tapi bito kalau gue bukan alpha atau beta gimana?”Tanya eita membuat tabito di meja belajar menoleh
“Maksud lo. Gimana kalau lo omega?”
Eita mengangguk
“Ya ngga papa. Lo nganggep rendah omega?”Tanya tabito
“Ngga lah! Bunda gue aja omega anjir!”
“Nah yaudah ngga masalah lo omega ta. Ngga akan ada yang bisa mandang lo sebelah mata kalo lo punya personal branding yang bagus. Lo tetap otoya eita. Sahabat gue.”