Nggak Rela??
Rin mengetuk pintu kamar Isagi,”Lo di dalem???” Ucapnya sambil terus mengetuk pintu.
“Kemana sih nih orang?”Gerutunya, tangannya mencoba memutr knop pintu. Ternyata tidak terkunci
Pemandangan pertama yang ia lihat adalah Isagi yang terbalut selimut, perlahan ia mendekat. “Bangun”
“…”
Rin memperhatikan wajah Isagi yang memerah dan penuh dengan keringat hanya satu dugaannya, lelaki ini sakit.
Perlahan tangannya mendarat di kening laki-laki bersurai biru yang masih tertidur,”panas”
Rin menghela nafas, ia tidak bisa berpura-pura tidak peduli sekarang. “Sa bangun”Ucapnya lembut,”Isagi bangun”
“R-rin..?”Lelaki bersurai biru itu terkejut melihat rin sekarang ada di hadapannya.
“Lo sakit.. jangan ke kampus dulu”
“iya”
Suasana hening menyerang kedua insan yang jarang sekali mengobrol meskipun tinggal di atap yang sama
Isagi membuka suara,”Rin..” Ucapnya yang dibalas lirikan
“Maaf ya nggak bisa buat sarapan..”
Rin berdecak kesal, ayolah itu bukan hal yang sedang ia pikirkan sekarang. Yang di pikirannya sekarang adalah bagaimana agar lelaki di hadapannya ini cepat sembuh.
“Nggak papa, gue buatin bubur ya”
Bola mata Isagi berbinar,”Beneran?? Mau!”
Rin menggaruk tengkuknya canggung,”Tapi gue nggak tau caranya mau beli nggak ada lagi yang jual”
Isagi menahan tawanya,”pft.”
“Jangan ketawa!”
“Iya maaf” Isagi malah terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya pelan
“Cepet kasih tau aja caranya biar gue buatin”
“Kamu panasin aja sup sedikit di kulkas masukin nasi aduk-aduk sampai nasinya lembut.” Ucapnya memberi intruksi
Rin mengangguk,”Oke, oh ya jangan salah paham. Gue masih nggak suka sama lo”
Isagi memasang senyum,”nggak papa Rin aku udah nggak berharap kok, dari awal emang seharusnya kita nggak terikat di hubungan pernikahan ini. Tunggu ya? Sampai aku siap pisah dari kamu”
“Ya gue tunggu, btw maaf dan jangan sakit yoichi”
Rin meninggalkan Isagi yang melongo setelah namanya diucap oleh Rin. Namanya! Bukan nama keluarganya!!
“Hft, Rin bisa nggak nggak usah bikin hati dag dig dug gimana gitu??”
Rin bersandar di dinding samping pintu kamar Isagi,”gue ngapain??”Ia mengusap wajahnya kasar. Perasaan sepenuhnya goyah ada perasaan tidak rela saat laki-laki yang berstatus suaminya memiliki rencana untuk pisah darinya.
“Gue sedikit nggak rela..”