Old Friend
“Selamat datangg, silahkan kuenya.”Kaiser menyapa dengan ramah sebelum mimik wajahnya berubah saat melihat orang yang masuk. Ia berusaha sekuat mungkin menahan diri untuk mengusir lelaki bajingan itu.. figurnya masih sama dengan rambut khasnya.
“Sial.. jangan ngedeket anjing pergi ga lo.” Ucapnya dalam hati.
“Halo? Kai? Ngga usah pura-pura ngga kenal gitu. I know you and you know me.” Ucapnya tidak tau malu.
“Silahkan pesanannya. Kami nerima orderan custom.”Ucap Kaiser mengalihkan pembicaraan
“Stop act like we don’t know each other kai.”
Kaiser menghela nafas sebelum menyibak rambutnya. Ia frustasi
“Tabito. Lo ga tau malu ya? Gue benci sama lo. Stop bertingkah kita kenal! Tabito yang gue kenal udah mati sejak insiden itu. Gue benci bamget sama lo.”Ucapnya penuh penekanan namun volume suaranya kecil
Tabito bertopang dagu di meja kasir menatap kaiser lurus tanpa rasa takut,”Jadi? It’s not important kai. I’m still Tabito.”
Kaiser merasakan ubun-ubunnya mendidih,”No, you’re not. You are a jerk.”
Kaiser bersumpah ia jijik mendengar tawa kecil laki-laki yang pernah menjadi sahabatnya ini,”Bito.. plis jangan ganggu gue. Lo mau apa?”
“Apalagi kalo bukan order kue.”
Kaiser mengambil penanya,”Sebutin orderan lo cepet. Terus keluar dari sini.”
“Man. I’m your customer.”
“Alright, Mr. Jerk please give me your order.” Terkadang sifat menyebalkan kaiser ini emang dibuat untuk situasi seperti ini.
Tabito menyerah kaiser sedari dulu memang tidak pernah kalah soal berdebat,”Sure, gue mau yang ini.” Ujarnya menunjuk salah satu model,”Buat 3 tingkat. Rasa coklat. Gue bakal kirim referensinya nanti. Bisa?”
Kaiser mengangguk,”Tentu, ini nimor toko ini. Terimakasih sudah memesan.” Ia tersenyum tidak ikhlas.
“Astaga kaiser. Lo sebenci itu sama gue?”
“Bito.. plis lo masih ga sadar dengan yang lo lakuin?”
“I do nothing.”
“Lo ngelukain sahabat gue. Fisik dan mental dan lo bilang lo nggak ngelakuin apa-apa?!”Kaiser mulai tersulut namun masih mampu menahan suaranya.
“He’s stupid. He love me so much. I’ll let him go if he want but he choose to stayed with me in past. Bukan salah gue. Gue butuh hiburan.”
“Lo gila!”
“I know. Dia dimana kai? I miss him. I miss my little kitten.”
“Shut your mouth. Gue ga bakal biarin lo ketemu dia!”
“Okay okay, calm down. Oh ya nih undangan pertunangan gue. Kuenya dikirim di tanggal itu. Thanks kai. Good bye old friend.” Ujarnya sambil menyerahkan kartu undangan
Setelah tabito benar-benar pergi. Kaiser jongkok sembari menjambak frustasi rambutnya.”Tuhan, lindungi tata.. plis.”