.
3 min readMay 20, 2023

One side love

"Bunga Krisan kuning berartikan cinta yang tidak terbalas"

Netra bewarna biru itu terpaku pada sang pangeran hati yang tengah berjalan di koridor. Netra bulatnya mengikuti setiap gerak sang pangeran menahan keinginan untuk memeluk sang empu. Karena ia sadar diri. Dirinya hanya seorang upik abu yang tak layak bersanding dengan sang pangeran.

Perasaannya membuncah di setiap tatap, keinginan memiliki sang pangeran. Keinginan menjadikannya hak milik sendiri sungguh membunuhnya. Karena sekali lagi upik abu tak seharusnya memiliki perasaan pada sang pangeran.

Bak tokoh tidak penting dalam sebuah cerita, kehadirannya saja tak tercium oleh sang pemilik hati. Hingga apadaya berinteraksi pun hanyalah sekedar angan-angan yang tak pernah terapai.

Merasa sang pujaan telah hilang dari radar pandang pemuda itu akhirnya memutuskan untuk pergi, kembali le tujuan awal.

Isagi mengambil langkah kembali ke kelasnya. Sebenarnya ia telah menyelesaikan urusannya di kantin beberapa waktu lalu, namun sengaja berdiam sejenak untuk memandang sang pujaan yang tanpa sengaja masuk dalam radar penglihatannya tanpa disengaja.

”Nih guys maaf ya lama” Ucapnya sambil meletakkan titipan di atas meja,”Susu stoberi buat lo chi, Roti coklat buat bachira, dan cola buat tuan muda” Jelasnya

“Makasih ya saa”Ucap mereka serentak.

“Yaa”Isagi duduk di kursinya sembari menghela nafas sebelum akhirnya mengukir senyum.

“Kenapa lo senyum-senyum?” Tanya si surai merah sambil menyenggol isagi yang duduk sebangku dengannya

“Nggak papa. Gue cuma ngerasa baru ngeliat masa depan yang cerah”Ucapnya ngelantur sambil bertopang dagu

“Udahlah chi paling ga lepas dari ngga sengaja ngeliat crushnya”Sahut bachira

“Deketin dong sa.. Kalau gini terus kapan prosesnya.”Ucap Reo, dari nada bicara terlihat sekali bahwa ia gregetan.

“Iya sa, tapi lo mah kita ngga ppernah lo kasih tau siapa orang yang lo suka. Curhat mulu nyebut nama juga engga”Keluh Chigiri

Isagi menggaruk tengkuk sambil tersenyum,”Gue malu.. takut dihujat aja karena udah berani suka dia…”Ucapnya sambil menunduk sebelum akhirnya menelungkupkan wajah di gulungan tangan di atas meja.

“Insecure lagi?”Tanya Bachira sambil menggelengkan kepala,”Lo kan belum mencoba saaaa. Gimana lo bisa tau lo pantes atau engga sama diaaaa!!”Suara si surai dwi warna naik karrna kesal tangannya meremas plastik bekas roti sebagai pelampiasan

“Ra.”Peringat Reo membuat bachira kembali tenang,”Sa bener kata bachira lo nggak akan tau”

“Lo nggak berhak ngecap diri lo pantes atau engga buat si cowo itu” Sambung Chigiri sambil mengelus pundak si surai biru.

“Iya maaf”Hanya itu yang keluar dari Isagi. Kepalanya masih telungkup di atas meja sebelum ia mendnegar suara familiar menyapa indra pendengarannya-

“Permisi ada reo?”

Isagi merasakan jantungnya berdegup kencang. Perasaannya tidak enak buat apa sang pujaannya mencari sang sahabat?

Reo sendiri tersenyum lebar,”Rin!” Sapanya senang,”Aku ke depan ya tunggu!”Ucapnya sebelum akhirnya berjalan menuju pintu menemui Orang yang mencarinya

“Rin ngapain ya cari Reo?”Tanya bachira

“Ngga tau, reo keliatan seneng. Pacaran kali”Sahut Chigiri asal,”Menurut lo gimana sa?”

Isagi yang sedari tadi menaruh atensi pada dua insan yang sedang mengobrol di depan pintu hanya berdehem,”hm. Apa?”

“Menurut lo mereka ada hubungan apa?”Ulang chigiri

“Eum ga tau?”Jawabnya seadanya

“Dahh rin!”Reo menyatakan selamat tinggal sebelum akhirnya bergabung kembali dengan para sahabatnya.

“Siapa lo ree??”Tanya Bachira,”Pacar lo??”Terkanya semangat.

Reo terkekeh sambil menepuk pipinya yang reflek bersemu,”Tunangan gue..hehehe gue sama dia dijodohin tapi kami saling suka.” Ucapnya dengan nada gembira.

“Wah!!! Anjir re!! Gue kira cuma di film film ajaaa!!”Respon Bachira

“Selamat re!”Respon Chigiri

Isagi tersenyum meskipun hatinya berdenyut nyeri. Walaupun sudah menduganya ia masih berharap ada keajaiban sang pangeran menyukai upik abu. ”Selamatt!!” Ucap Isagi pada akhirnya

“Thanks ya guys!! Maaf ngga cerita” Ucap surai ungu,”Gimana kalo besok gue traktir?”

“Asik!!! Thanks tuan muda”Ucap Bachira dan Chigiri bersamaan.

Isagi hanya mengangguk tidak bisa memaksakan diri untuk bersikap antusias. Ya tapi kalau sudah begini mau bagaimana lagi.. yang bisa dilakukannya saat ini hanyalah mencoba menghapus semua rasa yang dimilikinya pada sang pangeran yang telah memilih permaisurinya.

Sahabatnya sendiri.

No responses yet