Pelan-pelan
Yuki membuka kos eita dengan kunci cadangan, lelaki berkacamata itu lhawatir setengah mati setelah diberi kabar oleh aiku yukimiya langsung meminta izin kepada kekasihnya untuk ke tempat sahabatnya.
Saat dibuka ia langsung melihat sahabatnya duduk termenung dengan air mata dan handphone yang retak. Pintu kamar mandi terbuka sepertinya eita bahkan muntah. “Eita..”
Eita menoleh,”b-bukan bito”
Yuki menangis dalam hati melihat kondisi sahabatnya yang seperti orang gila,”ta gue yuki” Ia mendekat memeluk tubuh yang lebih kecil darinya.
“Yuki putus.. Pelampiasan.. ga cinta eita..”
Yuki menepuk pundak eita,”ssst pasti sakit ya.. eita harus kuat.. ada banyak orang sama eita bukan cuma bito.” Yukimiya menggeram dalam hati beraninya menjadi sahabatnya itu hanya sebagai pelampiasan.
“T-tapi bi-bito c-cintanya eita”
“Eita sakit sekarang gara-gara siapa?”
“B-bito”
“Berarti bito sakitnya eita”
Eita mengangguk dalam pelukan,”masih sakit..”
“Kita obati pela-pelan”
Tak lama kemudian Eita tertidur pulas, yuki membaringkan lelaki itu di kasur meninggalkan kecupan di kening sebelum memberi kabar pada yang lain. “Mampus lo bito. Jakun lo bakal dipukul sama Aryu”