Peluk
Eita menekan bel dengan perasaan khawatir bagaimana tidak laki laki dengan rambut aneh itu tinggal sendirian dan sedang sakit. Setelah hampir sepuluh kali mememcet bel Eita terpaksa memasukkan sandi apart milik tabito. “Permisi..” Ucapnya pelan
Hal pertama yang ia lihat adalah tidak ada. Semua gelap dengan hati hati ia menghidupkan lampu ruang tengah dan mecari satu satunya ruang yang paling mungkin ditempati. Ya kamar tidur
Eita membuka pintu putih dengan perlahan.”Ya ampun.. kak bito.”Gumamnya
Ia perlahan mendekat. Mengukur suhu milik tabito dengan punggung tangannya.”Panas banget..”
“Kak.. kak bito bangun!”Eita sedikit mengguncang tubuh tabito.
“Eum.. siapa..”
“Gue kak.”
Tabito mengerjap lalu refleks terduduk.”Kok lo disini? A-aduh..”Ia mengaduh akibat sakit yang menyerang kepalanya.
“Hati-hati kak. Gue nganter makanan. Badan lo panas banget udah minum obat?”
Tabito menggeleng lemas.”belum.. belum makan juga.”
Eita melotot kaget.”Ini udah sore dan lo ngga makan dari pagi. GILA kalo mau mati jangan gini!!”Ucapnya marah.”ck ngga usah sok melas. Sini gue suapin makan.” eita membuka makanan yang ia bawa sebekum iu menyerahkan minuman penyegar
“Minum dulu kak.. sekarang aaaa~ utututu ayo sayangku buka mulutnya..”
Tabito terkekeh geli mendapat perlakuan seperti itu. Namun tidak masalah karena itu eita. Apapun yang dilakukannya menggemaskan. Perlahan ia membuka mulutnya.
“Enak?”
“Hambar..”
“Ngga papa nanti sembuh gue traktir mcd lagi. Ayo makan lagi yang banyak kak.”Eita menyuapi Tabito dnegan telaten setelah itu menyerahkan obat yang harus diminum.”Lo mau lap badan ngga kak? Biar gue siapin air hangat kalo mau.”
“Ngga usah repot ei..”
“Ngga papa pasti gerah. Tunggu ya gue siapin air hangatnya.” Eita berjalan menuju kamar mandi mengatur suhu agar air tersebut hangat.
“Ayoo sayangku cintaku airnya sudah siap. Mau mama mandiin ngga sayang??”
Sungguh kalau ia ada tenaga eita pasti sudah ia pukul.”Bangsat. Jijik bgt.”
“Wkwlkwkw ayo kak gue bantuin berdiri”Eita memapah bito dengan perlahan menuju bathup. “Buka baju dulu ih kak!”
“Iya iya udah ah sana malu gue diliatin.”
“Kenapa malu? Kan kita sama sama cowo kak..”
“Masalahnya gue demen cowo. Udah ah makasih air hangatnya biar gue sendiri.” Ucap tabito lalu menutup pintu kamar mandi
“Is iya yakin bisa nih?” Teriak Eita dari balik pintu kamar mandi
“Iya bisa eitakuuu sayangkuu.”
Eita sedikit tersipu.”Apaan sih sayang sayang.. kek punya rasa aja.” Gerutunya kesal. Ia beralih menyiapkan pakaian yang sekiranya hangat untuk tabito.
“Izin buka lemarinya ya kak..” gumamnya. “Oke dapet ihh lucuu ada beruangnyaa.”Ucapnya riang tidak menyangka tabito punya pakaian dengan motif beruang.
“ngapain?”
“Nyari baju buat lo. Pakek ini mau? Hangat loh tebel bajunya. Nyerap keringat juga.”
“Eum terserah siniin.” Tabito langsung memakai baju yang sudah dipilih
“Lucu..”
“Apanya?”
“Kak bito. Beruang.”
Tabito baru sadar baju yang dikenakannya bermotif beruang. Hadiah dari shidou di hari ulang tahunnya.
“Anjing.”
“Wkwkwkwk ngga papa lucu kok. Dingin ngga?”
“Engga.”
Eita mendadak murung membuat bito mengeryit heran. “Kok murung.”
“Lo ngga kedinginan padahal mau peluk.”
“Ngga. Nanti lo ketularan sakit pulang sana.” Tabito menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Kenapa rasanya ia sedang dipepet brutal oleh bocah yang baru masuk SMA ini
“Ngusir. Padahal gue udah rela kesini jauh jauh pake motor.” Ucapnya kesal
“Lo sekolah kan besok? Pulang gih sebelum malem.”
Tabito naik ke ranjang lalu mulai menyamankan diri untuk tidur kembali. “Kenapaa eii?” Tanya tabito melihat yang lebih muda memberikan tatapan memelas kepadanya.
“Mau nginep..”
“Kan sekolah besok ei.”
“Besok subuh pulangnya.”
“Izin kakak lo dulu deh. Kalo boleh yaudah. Ntar tidur di kamar tamu aja.” Tabito memejamkan matanya tertidur dengan cepat. Eita yang baru saja mendapat izin tersenyum senang dan hendak memberitahu langsung terdiam dan dengan lancang berbaring disamping laki-laki yang sedang sakit.
“Maaf ngga nurut. Selamat tidur kak Bito.”Bisiknya lalu memberikan kecupan singkat di kening kemudian membaringkan kepalanya di lengan milik Tabito dan memeluknya.