Yukimiya banyak membawa hal baru baginya, mulai dari teman-teman baru, gaya bicara yang baru, perasaan baru yang tidak pernah yang ia rasakan sebelumnya pun hadir berkat laki-laki itu. Perasaan bahagia dan ramai yang tidak pernah ia rasakan.
“Yukii!!! Semangattt!!” Teriaknya dari ujung lapangan, ia mengacungkan tangannya yang terkepal ke udara. Tersenyum antusias melihat permainan bola yang dilakukan teman pertamanya. Eita dapat melihat yuki tersenyum sembari menggiring bola. Aiku, shidou dan sae ikut tersenyum.
Setelah puas berteriak bak tidak punya malu eita duduk di ujung lapangan dengan mata yang fokus memperhatikan permainan. Ia kini sepenuhnya menaruh perhatian pada permainan di lapangan tak hanya pada temannya. Matanya terbuka penuh binar antusias di setiap gerakan para pemain sampai akhirnya ia merasakan sakit luar biasa di kepalanya disertai bunyi dentuman.
Ia bisa merasakan cairan mengalir dari hidungnya, Ia juga bisa merasakan yuki menjeritkan namanya dan kehadiran laki-laki yang tidak ia kenal sebelum ia menutup mata akibat pusing yang tak dapat ditahan.
Matanya perlahan terbuka, indra penglihatannya belum sepenuhnya berfungsi namun pendengarannya berfungsi dengan baik.
“Karasu tabito lo memang asu anjing tai liat kan temen gue jadi kayak gini. Anjing lo babi. Gimana kalo dia lupa ingatan, trauma gimana hah?!! Main basket hati-hati anjing!!!”
Dalam hati eita tersenyum merasa dikhawatirkan seperti yang disebutkan sebelumnya Yuki selalu membawa perasaan baru untuknya.
“Gue udah minta maaf yukimiya kenyu, Lo kasar banget sih!”
Yukimiya mendengus kesal, “Iyalah orang yang celaka kali ini temen spesial gue kalo Aiku yang kena engga bakal peduli gue.”
Lawan bicara tampaknya mulai kesal, eita buru-buru mengambil alih percakapan mereka.”Yuki..” Panggilnya lirih
“Eitaa!! Udah sadar sakit ngga yaampun.” Yuki langsung mendekat ke ranjang,”Eita udah ngga papa?Maish pusing?”
Eita tersenyumkecil,”Aku udah ngga papa.” Baru saja ia berucap seperti itu darah segar kembali mengalir dari hidungnya. Yuki jelas panik apalagi pelaku.”Ah anjing mana gue harus pergi lagi.” Ia mengelap darah yang keluar dari hidung eita dengan tisu menyuruhnya memegang tisu itu tepat di hidungnya
“Yuki pergi aja ga papa aku bisa sendiri.” Ucap Eita
Terlihat wajah enggan dari yang berkaca mata membuat eita mengeluarkan senyum seolah meyakinkan.”Pergi aja ga papa”
“Yaudah gue pergi yaa, hati-hati. Jangan deket-deket sama nih orang ta” Ucap Yuki seraya menunjuk Tabito yang diam sambil tersenyum canggung
Eita mengangguk,”Yuki pergi sana nanti telat.”
“Iya gue pergi yaa, dah.” Yuki menyempatkan mengusap kepala si surai dwi warna itu.
Sepeninggal yuki hening menguasai ruang yang lumayan besar itu. Eita hnaya diam dan lelaki tanpa nama itu mulai berjalan mendekati ranjang.
“Eita ya?” Tanya tabito sembari menggaruk tengkuknya canggung,”Maaf ya gue ngga sengaja tadi, lo udah ngga papa? Masih sakitt ngga?”
“Aku eh gue ngga papa, ngga sakit lagi juga.” Eita menerapkan ajaran Yuki, lagipula lelaki yang menjadi lawan bicaranya ini mencurigakan. Namun yang ia dapatkan lelaki dengan surai hitam aneh di depannya ini terkekeh.
“Karasu Tabito, salam kenal?”
“Otoya eita salam kenal karasu.” Eita mulai menyukai sesi perkenalan,ia tersenyum lebar membuat lelaki di depannya memasang ekspresi aneh namun ia tidak memikirkannya lebih jauh.
Beberapa saat ia merasakan usapan di kepalanya,” Beneran ngga sakit ta? Pati sakit banget, darah lo juga ngga mau berhenti.” Eita mendapati hidungnya diusap lembut oleh pria yang baru dikenalnya bahkan tak sampai 10 menit. Dirinya terpaku pada setiap perlakuan lelaki ini. Kini ia merasakan pijatan lembut di kepalanya.
Berbeda..
Perasaan ini berbeda saat yuki melakukan ini untuknya, saat lelaki berkacamata itu memperlakukannya ia merasakan senang dan hangat namun tidak disertai degupan kencang di dada yang sampai-sampai membuatnya mual. Mual akan rasa geli yang pertama kali berseri di perut miliknya.
“Eita? Enakan?”
“Enak.. Makasih karasu. Eita udah ngga sakit lagi.”
Perasaannya aneh ia merasa kecil, ia merasa lelah, ia merasa banyak hal yang ingin ia tumpahkan pada laki-laki yang baru ia temui.
Otoya Eita jatuh cinta pada pandang dan sikap pertama yang laki-laki itu lakukan. Eita tak pernah mendapat perhatian. Dirinya bahkan tak pernah membayangkan jika diperlakukan lembut dengan orang lain benar-benar menyenangkan.
Eita tahu kalau ini eneh namun Tuhan maaf kalau makhluk ciptaanmu ini ingin serakah.. Eita ingin bersama dengan laki-laki yang masih memijat lembut kepalanya . Eita ingin menjadikannya tempat sandaran. Dirinya punya firasat baik mengenai laki-laki yang baru ditemuinya.
Laki-laki yang belum tahu banyak hal ini dengan lancang jatuh cinta..
Pada seorang yang baru dikenalnya
Karasu Tabito..