Bukan keinginannya
Isagi menghela nafas lega setelah mertua dan kakak iparnya meninggalkan kediaman. Jujur rasanya tegang karena berpura-pura
Netranya terpaku melihat Rin yang sudah memakai jaketnya,”Rin mau kemana? Udah malem” Tanyanya
“Ke tempat pacar gue”
Isagi ingin menjadi sedikit egois,”Harus banget malem ini??”Tanyanya sambil menunduk
Alis Bungsu Itoshi itu menukik,”hah” Pria itu membuang nafas kasar. Perlahan tertawa sarkas. “Hahaha lo pikir lo siapa??”
“Lo nggak berhak ngelarang gue.. jangan terbawa suasana dengan permainan drama yang tadi. Gue bahkan nggak sudi megang seincipun bagian dari tubuh lo kalo nggak ada mama gue!” Rahang lelaki itu mengeras
“Gue bahkan jijik karena masih bisa ngerasain tekstur rambut lo di tangan gue. Gue butuh meguru buat ngilangin jejak lo sialan” Ucapnya kasar
Pemuda bersurai biru itu menggigit bibirnya menahan tangis,”Gue semenjijikkan itu ya rin di mata lo?”
Rin menyibak rambutnya, berusaha meredakan emosi. “Daripada lo makin sakit gue pergi sekarang. Kunci pintu”
Suara pintu yang tertutup benar benar ujung dari pembicaraan mereka. Isagi mulai terisak.
“Bukan ini pernikahan yang yoichi mau ma. Aku menderita”