.
2 min readNov 17, 2023

wowowow

“Eita mas pulang.” Tabito melanglah masuk ke dalam rumah. Ia pilang lebih telat dari yang direncanakan. Ia dapat langsung melihat eita yang menunggunya di ruang tengah.”Kamu ga tidur??”

“Belum, aku mau ngobrol.” Ucap Eita

“Ngobrol apaa? Mas mandi dulu aja ya ei. Sama kuenya mas makan besok.” Tabito melonggarkan dasi miliknya. Dia capek dan merasa gerah.

Eita mengangguk setuju,”Yaudah ayo ke kamar.”

“Mas mandi di kamar mandi luar aja. Kamu duluan aja ke kamar ya sayang.” Tabito mengusap kepala eita lalu mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi dekat dengan dapur.

Eita termenung.”Kok kaya menghindar gitu…”Gumamnya sedih. Akhirnya eita menuju ke kamar dan menyiapkan baju untuk Tabito.

“Kok gue jadi sensitif banget..”Eita mengusak rambutnya kasar.

“Kamu kenapaa?? Kok keliatan pusing banget??” Tabito masuk kamar sudah berpakaian lengkap.

“Engga. Kok mas udah lengkap?”

“Mas simpen baju mas di kamar bawah biar gampang. Kamu mau bilang apa sama mas??”

Tabito duduk di atas kasur bersandar pada dipan menunggu istrinya berbicara meskipun matanya hampir menutup.

“Pernikahan kita mau mas bawa kemana??”

Tabito mengeryit,”Ya kemana?? Mas ga paham.” dia benar benar bingung.

“Ih mas. Maksud aku kita kan pdkt dulu setelah itu mau dibawa kemana??”

“Ya tetep nikah?”

Eita kesal sendiri ga peka, ga serius, lemot mau dia gigit tapi suami sendiri.”Ih maksud aku-”

-Apa sih mas ngantuk seriusan. Ga paham juga coba terus terang aja, mas mau istirahat.”

Eita mendadak menangis.”J-jahat. Aku benci mas. Mas ga sayang aku..”

Tabito ngeblank,”h-hah??” Ia refleks menepuk kecil pundak eita setelah menarik sang istri ke pelukannya tanpa bicara apapun.

“A-aku lagi kepikiran gimana kalau cuma aku yang punya rasa setelah 5 bulan ini kita nikah. Aku ga mau cerai.”Jelas Eita walau masihs edikit terisak.

“hah? Ya ampun ei dengerin mas. Mas udah cinta sama kamu sejak sebulan kita tinggal serumah. I really love you. Kamu ga perlu mikirin itu ya sayang. Kita bobo sekarang mas ngantuk serius.”Bito menarik eita untuk terbaring di sampingnya.

“Mas bilang gitu bukan karenamau tidur cepet kan?”

“Ngga sayang. Mas serius.”

“Bohong.”

“Ga percaya.”

“Harus percaya.”

“Ga bisa”

“Harus bisa”

“Ya ga bisa mas bito ih.”

Tabito mendaratkan ciuman kecil di bibir Eita. “I love you sayang. Bobo ya.”

Eita mengerjap bingung lalu sadar akhirnya ia melingkarkan lengannya ke pinggang bito menyamankan posisi untuk tidur di dekapan sang suami.” Night mas. Love you too.”

No responses yet