take your time eii
Yukimiya menggenggam tangan eita yang masih tidak sadarkan diri bahkan setelah ia diberi penanganan oleh dokter. Lelaki berkacamata itu tak henti menangis tanpa suara kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa menjaga kekasihnya sendiri.
“Eii.. aku mohon bangun sayang. Cerita sama aku.. peluk aku. Kamu pasti ketakutan..”Gumamnya,”Maaf sayang.. maaf aku telat. Maaf aku ngga bisa lindungin kamu maaf aku gagal.”
“Eii.. bangun.”Ucapnya frustasi.
Aiku menepuk pundak yukimiya pelan,”Ki..”
“Ku.. ei diperkosa. G-gue gagal ku. Pasti sakit, pasti ei takut dia butub gue waktu itu. Gue ga ada di samping eii pas dia butuh gue ku. Gue ngga berguna.” Air mata Yukimiya tidak berhenti mengalur malah semakin deras. Penyesalannya sungguh besar.
“Ki.. jangan nyalahin diri lo sendiri. Lo ngga gagal.”
Yukimiya menggeleng,”Nggak ku. Gue gagal. Ei bahkan ngga saar sampe sekarang.”
“Lo harus tenangin diri dulu ki.”
“Ngga bisa ku. Gue ngga bisa!! Gimana gue bisa tenang sedangkan eii terbaring kaya gi-
-eii..”Yukimiya mengalihkan fokus pada eita yang mulai melakukan pergerakan kecil.”sayang eii..”
“Gue panggil dokter ya ki.”
“Eugh.. PERGI HIKS BITO BERHENTI, K-KEN TOLONG, S-Sakit!!.. hiks maaf.” Eita langsung terduduk lalu mengamuk memukul udara
“Eiii!! Sayang!! Aku disini. Maaf telat.”
Yukimiya hendak bergerak memeluk namun ia mendapati tubuh kekasihnya semakin bergetar membuatnya mengurungkan niatnya.”Eii…”
Rasanya dejavu.. ia pernah ada di posisi ini sebelumnya. Tuhan, kenapa ia dan eita harus mengalami situasi ini lagi?
Aiku datang bersama dokter.”Ki.. tata kenapa?”
Yukimiya tersenyum getir,”Sama kaya sebelumnya ku.. ei harus mencoba sembuh lagi.”
Dokter langsung mendekati eita, namun langsung kaget dan bergerak mundur saat eita tiba-tiba berteriak. “PERGI!! PERGI.. JANGAN.”
Hati Yukimiya dan Aiku teriris. Situasi ini, keadaan ini semuanya familiar.”Ki.. kenapa kita harus kembali ke titik awal lagi..?”
“Sakit ku..”Yukimiya menangis saat mendengar jeritan Eita yang semkain meninggi karena enggan didekati dokter dan pada akhirnya lelaki kecil itu disuntik obat penenang.
“Tuan Yukimiya.. saudara Otoya Eita masih belum terkendali untuk sementara. Kemungkinan ada trauma yang tersisa. Namun untuk luka fisik sudah tidak papa, tinggal proses penyembuhan lecet di bagian anal.” Jelasnya
“Terimakasih..”
“Sama-sama. Saya tinggal ya.”
Eita terbaring tenang di atas ranjang rumah sakit sambil termenung menghadap langit-langit. Sisa mereka berdua karena Aiku masih harus bekerja.
“Eii..”
“Eii..”
“Sayang..”
Dapat Yukimiya lihat eitanya mulai menangis kembali. Tanpa isakan hanya air mata yang turun bebas.
“K-ken dimana? Ei sakit..”
Yukimiya kaget mendengar eita mulai berbicara.”Ei. Ken disini maaf ya telat..”
“K-ken.. ei kotor. B-bito ambil semuanya. Ei kotor.. bahkan ei jijik sama diri ei sendiri. Sakit banget ken..”
Tangan yukimiya terkepal erat, dadanya sesak. “Maaf ei, maaf.”
“Ei ngga pantes buat ken.. ei udah kotor. Ei bakal ngerepotin ken.”
“Ngga.. ei ngga pernah bikin ken repot.”
Eita menoleh ke arah Yukimiya lalu tersenyum tipis.”Kamu selalu bilang gitu..”
“Karena emang gitu ei. Kamu ngga pernah ngerepotin.”
“Ei sakit lagi.. rasanya sama ken. Takut.. kenapa dunia ngirim bito untuk ei?”
“Ken bakal lakuin hal sama kayak sebelumnya. Aku bakal tunggu kamu lagi ei sampe kamu sembuh.”
“Bakal lama ken..”
“Ngga papa.. ambil waktu sepuas kamu. Aku bakal selalu nunggu.”
“Kenapa kamu mau nunggu cowo kotor kayak aku?”
“Aku cinta kamu ei.. i love you so much.”
“Ken.. janji mau nunggu aku?”
“Tentu aku janji ei.”
Eita tersenyum,”Tunggu aku ya ken.”
Yukimiya tersenyum,”Iya. Take your time ei.. Berapa lama pun itu aku bakal tunggu kamu. Aku bakal bantuin kamu sembuh. Aku bakal hapus semua luka kamu. Aku bakal buat kamu bahagia ei.. aku bakal selalu ada di belakang kamu. I really love you ei.”