The thing I’m most grateful for
Yukimiya tertawa kecil membaca balasan kekasihnya. Kekasihnya itu selalu menggemaskan, lucu, dan sempurna di matanya. Ah ia bahkan dapat membayangkan wajah panik kekasihnya sekarang, sangat menggemaskan.
Tak lama setelah percakapan mereka di chat berakhir Yukimiya menoleh ke arah jendela mobil akibat suara ketukan. Yang pastinya dari kekasihnya Otoya Eita.. Lelaki manis yang senantiasa ingin ia jaga dan limpahkan dengan cinta.
Ia mengisyaratkan Eita untuk masuk setelah selesai membuka kunci mobil,"Hai sayang. Ini kamu lari-larian ya?"Tanyanya setelah menelisik penampilan kekasihnya yang berkeringat.
Eita yang sudah masuk mobil dan memasang sabuk pengaman menoleh lalu menggeleng,"eum ngga kok.. aku keringetan ya? Ini gara gara aku beres-beres tadi. Aku ngga bau kan?" Tanyanya hati-hati
Yukimiya menggeleng lalu tersenyum,"Ngga bau kok.. kamu wangi. Wangi bayi."Ucapnya membuat lawan bicara menggeleng tidak percaya.
"Bohong👎🏼"Ucapnya sambil menekuk bibir membuat Yukimiya semakin gemas bahkan lelaki berkacamata itu sekarang terkekeh.
"Mana ada aku bohong taa.. kamu emang seluar biasa itu. Nih bahkan ya capekku hilang semua pas liat kamu."Tangan Yukimiya terulur untuk mengusap lembut kepala kekasihnya namun yang ia dapat hanyalah Eita yang reflek menghindar sembari melindungi kepalanya.
"Sayang?" Panggilnya
"M-maaf.. ken maaf a-aku ngga maksud ngindar cuma reflekku m-masih.."
Yukimiya menarik kembali tangannya lalu tersenyum lembut. Tangannya beralih menarik pelan tangan eita yang melindungi kepalanya."Nggak papa sayang.. maaf ya udah bikin kamu takut. Lain kali aku izin dulu." Tuturnya sembari mengelus pelan punggung tangan kekasihnya.
"Maaf ken.."
“Kan aku bilang ngga papa..astaga sayang beneran ngga papa jangan nangis dong" Yukimiya kelabakan melihat air benimg mulai jatuh menyusuri pipi kekasihnya. "Ini aku seka ya sayang.. aku sedih liat ada air mata di wajah kamu." Tangannya menyeka dengan lembut air mata tersebut. "Udah ya jangan nangis lagi.. aku ngga papa."
"Maaf.. kamu pasti capek sama aku. Seharusnya aku ngga jadi pacar kamu. Seharusnya kamu ngga usah nerima aku yang rusak ini ken. Kamu bisa cari yang lain biar kamu ngga repot benerin aku yang rusak ini.. liat aku aja ngindar pas kamu mau usap kepala aku kamu pasti marah."
"Sayang... Eita liat aku."Yukimiya berucap lembut tangannya masih mengusap punggung tangan eita menyalurkan kasih.
"Aku ngga masalah sama apapun kondisi kamu sekarang, kita berbenah bareng-bareng ya sayang? Bukan salah kamu jadi kayak gini.. untuk tindakan kamu yang tadi aku ngerti itu bentuk perlindungan diri kamu. Aku ngga masalah. Dah sini peluk dulu habis itu kita makan bareng yaa?" Ucapnya
Eita mengangguk membiarkan tubuhnya berada dalam dekapan Yukimiya. Lelaki yang selalu ada di sisinya bahkan sejak dahulu lelaki inilah yang selalu peduli dan menemaninya.