.
4 min readJul 7, 2023

The worst memory

About his ex

Warn!! Kekarasan, Trauma, Kata Kasar, Toxic Relationship!!

Kaiser memandang khawatir sahabatnya yang termenung sembari memegang alat penghias kue, matanya tampak sendu membuat kaiser memutuskan untuk menghubungi kekasih sahabatnya itu.

Setelah selesai ia mengantongi handphonenya mengambil langlah untuk mengambil alih alat yang ada di tangan eita membuat si surai putih dengan tambahan hijau itu tersentak kaget,"Kai!"

"Hehehe maaf maaf, lo ngelamun sih ta." Kaiser menunjukan deretan giginya yang rapi sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ngga gitu juga tolol!"Sembur yang paling muda ke kaiser, membuat si surai pirang mendelik.

"Idih siapa lo? Kan gue udah minta maaf."

Ness menggeleng menahan emosi susah terkadang bicara dengan kaiser yang sedang dalam mode seperti ini. "Lo kenapa ninggalin kasir kai?"Tanya ness akhirnya

"Oh.. ta tukeran yok sehari! Biar gue yang ngurus kue sama ness lo jaga kasir aja."

"Hah? Kok tiba-tiba kai?? Kamu ada masalah di kasir?"Tanyanya khawatir membuat kaiser gemas

"Nggaa tataa. Kamunya yang ngelamun, kecapekan ya? Kamu jaga kasir aja untuk hari ini. Ngga sibuk hiasanya biar bisa istirahat ya?"Bujuk kaiser

"A-ah aku daritadi melamun ya? Maaf tapi ngga papa kok aku masih bisa."Eita tergerak ingin mengambil kembali alatnya di tangan kaiser namun dengan sigap si pirang mengelak.

"No,biar aku aja hari ini." Kaiser menoleh ke arah Ness mengirim kode unuk membantunya membujuk Eita.

"Iya kak eita jaga kasir aja hari ini ya kak? "Bujuknya membuat eita pasrah dan menurut

"Eum yasudah kalau begitu aku jaga kasir aja.. semangattt kaliann!!"Ucapnya

Ness dan kaiser tersenyum,"eum! Semangatt!!"

Eita keluar dari dapur dan duduk di kursi kasir, atmosfer sepi langsung mengerogoti. Alunan musik lembut menjadi satu-satunya sumber suara yang mengisi sunyi. Toko kue milik eita memang lebih sering mendapat pesanan online namun dapat juga dikunjungi karena didesain seperti cafe namun ya begitulah yang namanya usaha kadang sepi kadang ramai.

Dengan menjaga kasir membuat eita semakin merenung, ia perlahan mengangkat kain yang menutupi lengannya bekas 'lukanya'. Tangannya dengan gemetar menyentuh luka tersebut. "Kamu kapan hilangnya sih? You're such a nightmare you know?" Ucapnya pada diri sendiri.

Pikirannya menerawang jauh pada penyebab luka tersebut tak lain tak bukan dirinya sendiri yang terlalu gila dalam mencintai. Dirinya sendiri yang sangat takut ditinggalkan bahkan sampai rela menyayat lengannya sendiri.

Eita meringkuk sembari melindungi kepalanya sendiri,"u-udah s-sakit...jangan lagi. E-ei sakit b-bito s-stop. M-maaf, maaf, maafin a-aku hiks s-sakit."

Dirinya merapalkan kata maaf berkali-kali sembari berulang kali menjerit merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Siapa yang tidak sakit saat tubuhmu ditendang dengan kuat? Terlebih masih memakai sepatu.

Namun yang lebih menyakitkan adalah kata-kata kasar yang dihujamkan kekasih padanya.

"Tolol!Gue udah bilang kan nggak usah nyamperin gue?!! Masa gitu aja ga ngerti?!! Setolol sebodoh itu sampe ngga ngerti bahasa manusia hah?!! Otak itu di pakek! Sakit lo bilang?!! Sakit mana sama gue yang ga lo percaya ini! Lo nyamperin gue karena ga percaya dengan apa yang gue omongin di chat iya?!!" Bentakan demi bentakan diterima seiring dengan dengan tendangan yang masih dihujamkan.

Telinga si surai dwi warna sudah berdengung,

Sakit, sakit, sakit, sakit tuhan... sakit eii sakit

"ARGH!B-BITO SAKIT!! K-kepala j-jangan.."Eita mengerang panik saat rambutnya dijambak membuatnya mendongak paksa menatap sang kekasih dengan penglihatan yang bahkan telah kabur akibat air mata dan pusing yang menyerang.

"B-bito m-maaf a-ampun.. e-ei salah m-maaf s-sakit." Ucapnya lemas

Lelaki bersurai hitam itu tersenyum,"Kamu nggak percaya sama aku ya? Kalo kamu percaya sama aku harusnya kamu diem ngga usah nyamperin aku. Aku malu tau nggak!" Telapak tamgan yang bebas dengan ringan bergerak menampar kekasihnya sendiri yang bahkan sudah lemas

"AKH, M-maaf..a-ampun bito stop sakit.."

"Kalo kamu ngga percaya sama aku yaudah putus!"Lelaki itu melepaskan cengkramannya di rambut eita membuat lelaki yang lebih kecil terjatuh, Tabito bergerak menjauh mmebjat yang ditinggalkan merasa panik dan reflek bergerak mengejar meskipun tubuhnya sudah tidak ada lagi tenaga.

"HIiks bito maaf.. jangan putus eii ngga mau.. bito maaf maaf. Ei percaya bito maaf hiks." Lengannya memeluk kaki kekasihnya enggan melepas pergi si brengsek yang membuat seluruh tubuhnya lebam,"Ei bakal tebus kesalahan ei.. ei bakal lakuin apa aja hiks maaf"

Lelaki bersurai hitan itu menyeringai, membalik tubuhnya. Dirinya menunduk mengusap kepala kekasihnya ia dapat merasakan tubuh eita bergetar di setiap usapannya membuatnya tersenyum puas.

Ctak

Ia meletakkan benda yang disimpan di sakunya."pakai.."

Eita menatap tak percaya pada benda itu,"ei harus apa dengan cutter ini?"

"Sayat tanganmu sendiri."

Eita mengerjab saat sadar ia telah terduduk di lantai toko penuh dengan air mata. Tubuhnya bergetar hebat dan kembali meringkuk akibat ingatan yang mengerikan tiba tiba muncul, " Ken.. tolong eita ken.. sakit."

"ASTAGA TATA!NESS TELPON YUKI!!!”

No responses yet