Tolong
Warn! Tw!Pemerkosaan, kekerasan
Eita mulai kembali beraktifitas saat perasaan telah membaik nomor nomor asing pun tak lagi menguhubunginya. Sudah lewat 3 bulan hidupnya dapat dikatakan sangat baik
Ken yang masih menepati janjinya untuk selalu ada di sisinya, toko kuenya pun berkembang pesat sampai membuka cabang baru. Kini ia tengah menikmati angin dan udara segar sembari mencari makan siang.
Ia melangkah ringan sembari sesekali menunduk untuk mengusap kucing liar yang berlalu lalang. Mereka lucu, pikirnya.
Saat tengah asik berjalan eita tersentak kaget, saat ia menabrak orang.”a-ah.. maaf ya aku ngga sengaja.” Ia mematung saat berhasio mendongak untuk melihat sosok yang menabraknya.”B-bito..”
Eita sudah mengambil ancang-ancang untuk lari namun tangannya ditarik kuat untuk tetap tinggal. “S-sakit lepas!!”
“Puas? Puas main kucing-kucingan sama gue?! Puas lari dari gue?! Selamanya lo bakal jadi punya gue ta. Lo nggak berhak buat siapapun kecuali gue!”
Eita memberontak jelas, sayang jalanan yang dilalui sepi.”L-lepas!!! Aku udah ada Ken bito. Kamu juga udah mau menikah!!”
Tamparan ia dapatkan membuat pipunya memanas, air matanya mulai turun. Dejavu
“S-sakit bito! Lepas.. kumohon!” Eita mulai terisak saat cengkraman di tangannya semakin kuat.
“Diem! Liat lo nggak berubah sama sekali. Lo harus inget kalo anasib lo bakal selalu kayak gini?! Dan lo harus liat sekarang ken yang lo sayang itu ngga akan bisa nyelamatin lo lagi.”
Eita semakin menangis kemudian jatuh pingsan saat ia merasakan pukulan kuat di tengkuknya.
Ia mengerjab berulang untuk membiasakan matanya dengan cahaya yang masuk. Langit-langit berwarna putih gading senada dengan warna dinding langsung menjadi hal pertama yang ia lihat. Mewah..
Eita meringis saat pusing menyerang kepalanya,”dimana? B-bito..”
“Hai taa..”
Eita panik berusaha lari namun sayang tangan dan kakinya terikat.”B-bito lepas bito!! Jangan kaya gini.. aku takut!!”
Pemuda bersurai hitam itu tersenyum miring,”Emang harus kaya gini ta. Lo harus takut sama gue. Lo harus bergantung sama gue. Lo ngga boleh sama lain!!!”Volume suara Tabito semakin meninggi disetiap kata yang diucapkan. Diakhiri dengan menarik rambut pemuda ringkih di depannya yang bahkan tidak bisa lagi melakukan apa-apa
“S-sakit hiks.. bito stopp ei salah bito..” Ah pada akhirnya ia mengucapkan lagi kalimat itu.”Ei minta maaf hiks.. lepasin bito sakit..”
Tabito tertawa kencang,”Nice.. lo inget apa yang harus lo ucapin ke gue.” ia perlahan mendekat menghampiri tubuh gemetar di depannya.”Tapi gue ngga akan lepasin lo.. lo harus selamanya disini ta. Lo ngga boleh pergi dari gue.”
“Hiks ken… eii takut ken. A-AH!” Dahinya terhantuk kuat ke lantai ulah dari kaki Tabito
“JANGAN SEBUT NAMA ORANG LAIN EITA!!” Kepala yang lebih kecil berulang kali terhantu di lantai.
“BITO SAKIT AMPUN M-MAAF..”
Tangan yang lebih besar mencengkram dagu yang lebih kecil, Eita terenyuh saat melihat lelaki itu menangis.”Gue cinta sama lo ta. Gue terlalu takut kehilangan lo sampai gue kehilangan diri gue sendiri. Gue udah gila.”
“Fakta kalo lo jadian dan bahagia sama yuki ngebuat gue tambah gila. Gue bakal kasih lo hal yang bikin lo ngga bisa lupain gue.”
Tabito mengusap lembut pipi eita yang kini semakin takut dan menerka apa yang akan ia lakukan.
“B-bito!!”Teriak eita kaget saat bajunya dirobek paksa.
“Cantik. Gue bakal nandain lo ta.”
“B-bito apapun plis.. jangan ini”Eita kembali memohon sembari memberontak panik.”Tolong..”
Ciuman kasar diberikan lelaki itu membuat eita semakin memberontak. Tabito abai berusaha mendominasi dan mencoba untuk menggigit belah bibir si surai dwi warna agar membuka akses untuknya.
Air mata eita semakin deras. Ia baru saja menghianati kekasihnya. “Ken.. tolong. maaf aku gagal jaga diri buat kamu..”