.
2 min readAug 4, 2023

Weird feeling

Tabito terkaget mendapati eita sudah berdiri di depan rumahnya saat ia baru saja ingin keluar. “Bitooo!!” Ucap eita senang. Pria yang baru saja mendapat hasil dari second gendernya itu tersenyum hingga matanya semakin menyipit.

Tabito ikut tersenyum,”Kenapa senyum-senyum sih ta?”

Eita menggeleng,”Ngga papaa. Feromon lo.. gue suka. Enak.”

Tabito tersentak mendengar penuturan sahabatnya.”Oh ya? Thanks i guess?”

Eita mengeryit heran melihat respo sahabatnya,”lo kenapa sih bito? Perasaan sejak gue jadi omega lo jadi canggung sama gue.”

“Ngga kok. Yok masuk ta.”Tabito mempersilahkan eita masuk, seperti biasa Eita langsung menuju ke kamar milik si Alpha.

Tabito heran melihat eita yang bergeming di depan pintu,”Ta, lo oke?”

Eita menggeleng, wajahnya memerah.”Kamar lo full bau feromon lo.”

“Ya iya?”

“Ngga usah di kamar deh. Ruang tengah ajaa.”Ucapnya lalu berjalan ke ruang tengah. Tabito ikut saja.

Mereka berdua akhirnya mendudukkan diri di sofa. Eita menyetel tv,”Ta.”

“Hah?”

“Lo bau lemon.”

“Eum. Terus? Enak ga?”

“Iya seger.”

“Aroma lo juga bikin tenang bito.”

Tabiti terkekeh,”Iya iya. Eh btw gue pikir lo bakal bau pandan gara gara rambut lo.”

Eita mendelik kesal memukul laki-laki berambut hitam dengan bantal sofa.”Ih jelek banget masa bau pandan!!”

“Kwkwkwkw ya kirain.”

Suasana hening hanya ada suara televisi dan deru nafas mereka masing masing.”Taa. Kalo lo udah ketemu mate lo kasih tau gue ya?”

“Kenapa harus kasih tau lo?”

“Ya ngga papa?”

“Yaudah. Kalo gitu kalo lo punya mate juga bilang gue.”Ucap Eita membuat penawaran

“Iyaa oke.”

Pusing, Tabito merasa pusing andai ia dan eita sama sama Alpha pasti perasaannya tidak akan secampur aduk ini. Jiwa alphanya mulai ingin berkuasa sepenuhnya. Posesif menginginkan Omega dengan harum lemon menjadi miliknya.

“Bito.. feromon lo menguar kuat.”Lirih eita dengan wajah memerah. Tubuhnya sedikit panas. Jiwa omeganya bereaksi.

Tabito buru-buru berusaha mengontrol feromonnya.”Sorry sorry..”

“Lo oke ta?”

“Eum.. rasanya aneh..”

“Ya kan?”

Tabito menggeser tubuhnya yang semula rapat ke ujung sofa.”Sini ta, tiduran.”Ujarnya sambil menepuk pahanya

“Hah?”

“Ya tiduran aja, sini. Biar enak nontonnya.” Tabito kembali menepuk pahanya.

Eita dengan ragu lalu mulai berbaring,”thanks pahanya.”

“Iya sama-sama.. nyaman gaa?”

“Nyaman.”

Keduanya kembali diam dengan perasaan aneh yang mulai tumbuh di dalam benak keduanya

No responses yet